selamat datang

selamat datang di blog yadik henrdyanto

Sabtu, 29 Oktober 2011

menstabilkan PC


Banyak permasalahan yang mengganggu kestabilan masalah PC.
Dan masalah terbesar adalah menentukan penyebab dan solusi langkah yang harus dilakukan.

Tak ada gading yang tak retak. Ini juga berlaku untuk PC Anda. Meskipun sebagus apapun komponen hardware PC yang digunakan. Serapi apapun instalasi operating system ataupun aplikasi pendukung lainnya. Sama sekali tidak tertutup kemungkinan untuk PC Anda sesekali berulah.

1. Menentukan Penyebab Ketidakstabilan
Khususnya pada berbagai macam hardware, yang membentuk PC Anda menjadi suatu kesatuan utuh. Mulai dari motherboard, RAM, video card, dan seterusnya.

Dengan demikian banyak komponen, hampir bisa dikatakan hampir tidak mungkin untuk mendapatkan sebuah sistem yang bebas dari masalah 100%. Kemungkinan sistem mengalami ketidakstabilan, akan lebih besar sekiranya Anda menggunakan komponen dari beberapa produsen yang berbeda.

Apalagi masing-masing produsen membuat driver sendiri. Meskipun sudah ada keseragaman, namun tetap terbuka peluang, driver akan berulah.

Kemungkinan berikutnya barulah disebabkan oleh penyebab lain. Seperti tidak kompatibelnya hardware, permasalahan memory, komponen yang rusak, gangguan listrik, ataupun disebabkan karena overheat. Baik khususnya pada processor ataupun sistem secara keseluruhan.

Sebetulnya Anda juga dapat melakukan sedikit penyelidikan sederhana. Untuk mencari tahu masalah yang terjadi dengan PC Anda.

Sekiranya permasalahan timbul saat melakukan suatu aktivitas tertentu dengan PC Anda. Seperti PC restart secara tiba-tiba saat memainkan game tertentu, ataupun PC yang mogok beraksi (hang) saat dilakukan proses burning dengan drive burner Anda.

Lebih sulit lagi untuk kasus yang mempunyai kecenderungan acak. Seperti PC yang hang ataupun operating system yang tiba-tiba crash, padahal PC sedang dalam keadaan idle. Untuk keadaan ini, akan sedikit sulit untuk menentukan secara pasti penyebab utamanya.

Kemungkinannya adalah kerusakan/kesalahan setting pada memory. Lonjakan listrikan dari pasokan listrik ke PC juga dapat memicu hal ini. Ataupun setting timming bus yang tidak tepat. Sekiranya Anda melakukan overclocking terhadap salah satu komponen PC Anda.

Kemungkinan kesalahan setting timming ini bisa lebih dipersempit lagi. Dengan melakukan tweaking memory bus, PCI ataupun AGP timming dapat menyebabkan CPU dan chipset (terutama nortbridge) gagal berkomunikasi sebagaimana mestinya, yang menyebabkan sistem tidak stabil.

Kebanyakan yang kami sebut di atas bisa diatur ulang pada BIOS. Jadi jika kasus-kasus tersebut yang menjadi permasalahan Anda, tidak perlu merambah terlalu jauh ke mana-mana. Cukup setting BIOS yang perlu Anda tata kembali.

Cara yang paling sederhana untuk mengembalikan kestabilan PC Anda adalah dengan melakukan pilihan option Fail-Safe Default yang hampir tersedia di kebanyakan BIOS.

Dengan option ini, akan mengembalikan setting BIOS ke setting default untuk semua komponen. Dan hampir dapat dipastikan kompatibel untuk semua komponen. Hanya saja, kebanyakan setting option ini akan mematikan fungsi DMA (Direct Memory Access) pada koneksi komunikasi dengan drive storage Anda (harddisk, ataupun ATAPI drive). Ini akan berakibat menurunkan kinerjanya, namun lebih memastikan untuk menciptakan sistem yang stabil.

Jika Anda memiliki produk motherboard yang terbilang baru, apalagi dengan menggunakan chipset yang terbilang baru, update BIOS juga dapat menyelesaikan permasalahan ini. Anda dapat men-download update BIOS pada situs resmi produsen yang bersangkutan. Sebab tidak tertutup kemungkinan, BIOS masih memiliki bug, terutama untuk chipset baru.

Saat akan men-download BIOS, Anda dapat melihat uraian ringkas yang tersedia di readme. Semacam histori dan fungsi update BIOS yang bersangkutan. Mulai untuk perbaikan masalah kestabilan dengan memory, sampai setting graphic controller.
Tinggal sesuaikan versi download BIOS yang dibutuhkan, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

Jika yang menjadi penyebabnya adalah memory, akan lebih sulit untuk dilacak dengan tuntas. Hal ini bisa terjadi mulai dari listrik statis yang akibatnya merusak modul memory yang digunakan. Ataupun slot memory yang tidak berfungsi sempurna, atau bahkan
motherboard yang gagal mengakses memori dengan mulus. Namun, Anda dapat menggunakan pengecekan sederhana dengan bantuan sebuah software. Seperti dengan memanfaatkan DocMemory (www.simmtester.com).

Atau bisa juga memanfaatkan juga panduan troubleshooting dari Microsoft sendiri. Anda dapat mencoba melihatnya pada http://oca.microsoft.com/en/windiag.asp.

2. PC Tidak Stabil karena Overheat, Benarkah?
Ini termasuk komentar pertama yang sering dikeluarkan. Kecurigaan pertama jatuh pada processor. Dilanjutkan dengan membeli heatsink fan (HSF) yang lebih baik. Dengan hasil PC tetap tidak stabil.

Bagaimana cara menentukan overheat yang lebih akurat? Batasan ini berbedabeda, baik jenis processor yang digunakan, suhu ruangan, dan beban penggunaan.
Setiap jenis processor memiliki suhu kerjanya masing-masing. Perhatikan suhu CPU saat beraksi, apakah melewati suhu maksimal tersebut.

Suhu ruangan yang relatif panas, apalagi ditunjang dengan sirkulasi udara yang kurang baik pada casing dapat memperburuk keadaan. Ini dapat membuat suhu CPU terus meningkat, dan menyebabkan ketidakstabilan.

Terakhir, perhatikan beban penggunaan (CPU usage). Jika suhu tetap meningkat, meskipun tingkat penggunaan rendah, maka penggantian HSF adalah solusi yang tepat. Jika tidak, Anda terpaksa mencari penyebab yang lain. Sebelum membuang uang dengan
pembelian HSF baru.

3. Menggunakan Driver WHQL
Microsoft memiliki salah satu solusi meningkatkan kestabilan operating system dengan diterbitkannya WHQL (Windows Hardware Quality Labs).

Secara default, setiap kali akan melakukan instalasi driver, akan diberikan peringatan sekiranya driver belum teruji WHQL.

Sekiranya tertarik dengan hal ini, Anda juga dapat melakukan pengecekan ulang, komponen mana saja yang sudah terinstal dengan driver yang terlisensi WHQL. Bisa melalu Device Manager, dan melihat pada tab driver satu per satu. Atau bisa juga melalui
System tool. Pada software environment, pilih signed driver. Dan Anda akan mendapatkan list semua driver yang terinstal.

Jika Anda berniat untuk mewajibkan hal ini. Yaitu hanya menggunakan driver yang sudah diakui oleh Windows. Dan berharap operating system Windows XP Anda akan
lebih stabil, caranya cukup mudah. Salah satu caranya dengan klik kanan ikon My Computer, kemudian pilih Properties. Pilih tab Hardware, untuk kemudian menekan tombol Driver Signing.

Secara default, Windows XP hanya sekedar mengingatkan user (yang memiliki administrator right). Anda dapat memilih agar Windows XP langsung memblok otomatis semua driver yang belum teruji oleh Windows. Hal ini akan cukup membantu menyeleksi
driver yang terinstal pada operating system Windows XP.

Meskipun selama pengalaman kami, driver-driver dari beberapa produsen chipset terkemuka tidak ada masalah kestabilan dengan driver non WHQL. Seperti ATI Radeon, Nvidia, dan beberapa produsen lain. Mereka menyediakan juga versi driver yang sudah terlisensi WHQL. Kecenderungannya, driver terlisensi beberapa versi terbelakang dibandingkan driver yang belum terlisensi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah membaca artikel saya, silahkan berkomentar: